WAFATNYA KEPALA MAN NEGARA KAB. HSS SAAT MENGIKUTI UPACARA HARDIKNAS (2 MEI 2013)
Almarhum Drs. H. Syamsidi |
Tidak seperti hari-hari sebelumnya dengan cuaca yang selalu panas dan gerah, tanggal 2 Mei 2013 langit menjadi mendung sejak pagi, diiringi gemercik rintik hujan yang jatuh kecil-kecil mengisyaratkan Upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) hari ini akan terasa adem dan sejuk. Kepala Madrasah dan guru-guru MAN Negara bersiap bersama siswa-siswi MAN Negara yang mendapat tugas dari Camat Daha Utara sebagai petugas Upacara.
Masih teringat canda dan tawa yang selalu menghiasi hari-hari, pun pada saat bersiap untuk berangkat menuju lapangan depan Kantor Camat Daha Utara. Sehingga tidak ada prasangka jika hari ini Kepala Madrasah kami harus pulang kehadapan Illahi. Yaahh... ditengah Upacara bendera, dinaungi oleh mendung yang sejuk, saat pembacaan UUD 1945, beliau terjatuh tak sadarkan diri sambil memegang dada. Beliau sempat di bawa ke UGD Puskesmas Negara, namun..... kehendak Allah sudah ditetapkan, beliau harus menghembuskan nafas terakhir dengan berseragam KORPRI yang masih melekat ditubuh lemah beliau.
Berita meninggalnya beliau begitu cepat tersebar melalui sms, bbm, media sosial Facebook dari teman, sahabat, guru, siswa-siswi bahkan para alumnus MAN Negara yang pernah menjadi murid beliau. Tak terkecuali wartawan yang ikut meliput berita haru meninggalnya sang Kepala Madrasah saat upacara hardiknas. Do'a pun membahana melepas kepergian beliau, para pelayat berbondong-bondong berdatangan baik dari para para pegawai yang mengikuti upacara, guru-guru anggota PGRI, Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kepala Kantor Kemenag Kab. HSS, Kabag Umum kemenag HSS beserta jajarannya, Kasubag Mapenda Islam Kemenag HSS beserta staf bahkan Kanwil Kementerian Agama Prop. Kalimantan Selatan yang diwakili oleh Kasubag Perencanaan Bapak Yuliansyah. Mereka dengan ikhlas hadir dari tempat yang jauh, sehabis melaksanakan upacara Hardiknas ditempat masing-masing.
Satu hal yang juga sangat membanggakan adalah kehadiran siswa-siswi yang pernah mengecap pendidikan dari beliau, para alumnus MAN Negara. Mereka tidak pernah lupa dengan kenangan bersama beliau saat masih menjadi siswa-siswi mata pelajaran Fiqih. Gaya beliau yang santun, pelan dan lemah lembut dalam berbicara sudah menjadi ciri khas yang takkan pernah dilupakan.
Dalam hari-hari pergaulan kami guru-guru MAN Negara bersama beliau, saat detik-detik meninggalnya beliau, pesan-pesan beliau menjelang akhir hayat, bukan kami anggap sebagai tanda-tanda kepergian beliau. Karena dalam pergaulan setiap hari, sejak beliau masih menjadi seorang pengajar sampai diangkat menjadi Kepala MAN Negara, perbincangan tentang kematian adalah hal yang biasa. Beliau selalu mengingatkan, bahwa kematian itu pasti akan datang, namun kita takkan pernah tau kapan dan dimana. Oleh sebab itu, mau tidak mau kita harus siap bila ajal datang menjemput. Begitulah ucapan beliau bersama kami yang tak asing lagi kami dengar setiap ada kesempatan. Namun perbincangan tentang itu memang semakin sering beliau ungkapkan sejak menyebarnya berita kematian Ustazd Uje dan juga beberapa teman dekat yang kebetulan juga meninggal muda dan mendadak dalam minggu ini. Dan kamipun tidak menyangka kalau ternyata beliau juga ikut menyusul dan pergi kepangkuan Illahi Rabbi.
Setelah Shalat Ashar, jasad beliau dikebumikan, diiringi ratusan pelayat yang masih berada ditempat sejak pagi. Ayat Al-Qur'an surah Yasin mengiringi peletakkan jasad beliau keliang lahat yang basah, angin berhembus membawa keharuman yang semerbak, kami berdiri dengan do'a yang tak henti-hentinya kami bacakan bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Ini benar-benar memberi peringatan kepada kami, bahwa suatu saat nanti entah kapan dan dimana, kitapun akan meninggalkan dunia ini, kehidupan ini, pekerjaan ini, anak, isteri, suami, sahabat, teman, kerabat, harta dan benda. Kita kembali sendirian dalam balutan kain kafan di alam Barzah yang hanya bermodalkan amal perbuatan selagi masih di dunia.
Paman penjaga sekolah berkata: "Aku tidak menangis saat beliau meninggal, namun aku menangis jika teringat kata-kata beliau yang hampir tiap hari beliau ucapkan". "Rudi....., sudahkah makan..? Itu bawa pulang wadai-wadai (koe) yang tidak habis, mubazir tidak dimakan...", begitu yg sering beliau ucapkan tiap hari.
Beliau memang orang yang selalu pulang belakangan, dari pantauan penulis sendiri, jika waktu pulang telah tiba, beliau akan menutup sendiri pintu dan jendela kantornya, kemudian beliau akan menuju ke ruang Dewan Guru, mematikan lampu dan televisi yang masih menyala, mematikan kipas angin yang masih berputar, menutup pintu dan jendela yang masih terbuka. Sungguh ini sudah menjadi pemandangan yang rutin meski ada paman sekolah yang akan melakukannya.
Kepada penulis, saat akhir hayat beliau masih berpesan, "Din...., kawakah maulahakan (bisakah membuatkan) proposal pengadaan LCD Proyektor dan Proposal Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA?" Nanti kita ajukan ke Dinas Pendidikan Prop. Kalimantan Selatan. Mudah-mudahan bisa di terima, mumpung sekolah kita selalu mendapat perhatian dari Dinas pendidikan Prop. Kalimantan Selatan yang memang menyediakan anggaran untuk sekolah-sekolah agama/madrasah baik berupa rehabilitasi RKB maupun Peralatan dan Mesin. Contohnya... tahun lalu kita mendapatkan bantuan berupa rehab dan peralatan olahraga".
"Ok pak.." kata saya, "nanti saya dengan bapak Zaky akan membuat proposal itu".
"Ya... secepatnya kita ulah (kita buat), aku sudah meminta dengan guru IPA (Biologi, Kimia dan Fisika) untuk membuatkan daftar barang peralatan laboratorium yang akan kita ajukan, untuk pengadaan LCD sesuai dengan jumlah lokal kelas kita, sekitar 17 buah". Ujar beliau.
"Kalau perlu, warung paman Rudi kita pasang LCD juga pak", kata saya sambil bercanda.
Beliaupun ikut tertawa terkekeh-kekeh.... :D
Itu hanyalah sebagian kenangan kami bersama beliau menjelang akhir hayatnya, masih banyak lagi cerita lain bersama para guru-guru baik secara keseluruhan maupun person yang tak bisa dilupakan, dan kadang membuat kami meneteskan air mata jika mengingat atau membicarakannya.
Ya.. Allah, dengan zatMu yang Maha Tinggi, Penguasa Alam Semesta, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, ampunilah Guru Kami ini, naikkanlah derajatnya diantara
orang-orang yang mendapat hidayah, dan lindungilah keluarga dan
keturunannya yang masih hidup. Ampunilah dia dan kami, wahai Tuhan
sekalian alam, luaskanlah kubur baginya dan berikanlah cahaya
didalamnya. Amin amin amin yaaa.. rabbal 'alamin.
(red: salahuddin)
Video
Tags : Berita
MAN 3 HSS
MAN 3 Hulu Sungai Selatan
- " Ing ngarso sang Tulodo " ( Di depan memberi Contoh )
- " Ing Madyo Mangun Karso " ( Di tengah Memberi Bimbingan )
- " Tut Wuri Handayani " (Di belakang Memberi Dorongan )
- : MAN 3 Hulu Sungai Selatan
- : 13 Februari 1979
- : Jl. Tambak Bitin No. 033
- : mannegara309527@gmail.com
- : 0811-519-729